PandawaNews.id _ ,LUTIM, Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM kini jadi buah bibir dikalangan Kabupaten Luwu Timur. Pasalnya prodak UMKM di daerah tersebut menjadi daya tarik bagi kalangan pengunjung ataupun wisatawan namun akhir-akhir menjadi misteri.
Berdasarkan informasi dan sumber beberapa UMKM bahwa prodak yang di buat oleh asli khas daerah itu dari beberapa pengrajin tersebut di pasarkan melalui Pusat Oleh-oleh (GALERY KARESO) di jalan Soemantri Brodjonegoro kini nyaris mati suri.
“Pasalnya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ini di sponsori oleh Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT.VALE. Namun akhir-akhir ini beberapa Owner UMKM tertunggak dan gagal memasarkan kembali prodak nya akibat keterlambatan pembayaran.
Menurut Sumber Owner UMKM bunga sebutannya mengatakan bahwa Ketika program ini pertama kali diluncurkan, para UMKM merasakan manfaatnya. Mereka melihat peningkatan omset dan bahkan memiliki harapan dengan adanya Galery Kareso, yang merupakan pusat oleh-oleh produk UMKM binaan PT Vale. Namun, kini nasib mereka berubah drastis,
“Produk-produk yang seharusnya telah dijual dan dihargai belum dibayar sepenuhnya, dan ini telah menyebabkan produksi mereka terhenti. Padahal, produk-produk ini sudah dimasukkan ke dalam goody bag kegiatan-kegiatan PT Vale,” Kata bunga
Kondisi semakin buruk ketika para UMKM mencoba mencari tahu nasib produk mereka. Mereka hanya mendapatkan jawaban yang mengecewakan dari pengelola Galery Kareso, yaitu Bumdesma Anatoa.
Kata bunga dalam informasinya bahwa, Pihak PT Vale belum membayar invoice produk mereka, dan ini membuat para UMKM merasa putus asa. Bahkan, Ketua Bumdesma yang mereka sapa dengan sebutan “Culu” dengan tegas mengatakan bahwa jika mereka tidak kuat secara finansial, mereka seharusnya tidak memasukkan produk mereka karena pembayaran tidak akan jelas. Ini jauh dari konsep pemberdayaan yang seharusnya dilakukan dalam program CSR,” Sambung dia.
Lanjut, Selain itu, para UMKM yang menjadi binaan PT Vale merasa seperti mereka hanya dieksploitasi untuk kepentingan pencitraan PT Vale. Mereka menerima penghargaan dan tamu-tamu diundang ke galeri produk mereka sebagai oleh-oleh, tetapi para UMKM menderita karena produk mereka belum dibayar hingga puluhan juta rupiah. Pertanyaan pun muncul: apakah ini merupakan bentuk ketidak pedulian PT Vale terhadap masyarakat terdampak ataukah sebaliknya,
“Sehingga para pelaku UMKM telah mengalami masalah ini dalam waktu yang lama, dan mereka telah mencoba berkomunikasi dengan PT Vale dan Imaji, tetapi solusi belum kunjung datang. Sebuah harapan yang tak kunjung terpenuhi. Bahkan UMKM di wilayahnya dekat PT tersebut yang lain juga mengalami nasib yang sama,” Beber Bunga
Dari informasi yang di dapatkan pula dari media pihak UMKM mengharapka ada pertemuan bersama PT Vale, Imaji, Bumdesma, dan pelaku UMKM.
Meskipun mereka telah mencoba berkali-kali untuk berkomunikasi dengan PT Vale, belum ada solusi yang ditemukan hingga saat ini. Keluhan mereka kepada Galery Kareso hanya mendapatkan balasan yang mengecewakan, yaitu jika mereka tidak sanggup, maka mereka tidak seharusnya memasukkan produk mereka ke dalam galeri. Padahal, dana yang tertahan tersebut bisa digunakan untuk perluasan pasar dan pengembangan usaha mereka. Semua ini menciptakan ketidakpastian dan ketidakadilan bagi para UMKM yang seharusnya mendapat manfaat dari program CSR PT Vale,” Tutur Bunga.
Hingga berita ini turun, Belum ada keterangan pasti dari CEO PT. Vale soal permasalahan yang di rasakan UMKM berada di seputaran wilayah Kabupaten Luwu Timur (**)