Pandawanews, Makassar—Peringkat kelima ditempati mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin (IAS).
Elektabilitas IAS mencapai 8.48 persen.
Posisi keenam ditempati Wali Kota Makassar Danny Pomanto.
,Danny Pomanto memiliki elektabilitas versi Archi berada di angka 8.01 persen.
Tak ketinggalan, Ketua DPW Partai Nasdem Sulsel Rusdi Masse Mappasessu (RMS).
Elektabilitas Rusdi Masse berada di angka 7.32 persen.
Posisi kedelapan, mantan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dengan elektabilitas 7.06 persen.
Ketua DPD Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras (AIA) menempati posisi kesembilan.
Wakil Ketua Komisi V DPR RI itu elektabilitasnya berada di angka 5.8 persen.
Selanjutnya Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mencapai 4.00 persen.
Bupati Luwu Utara (Lutra) Indah Putri Indriani 3.82 persen.
Lalu Andi Muhammad Bau Sawa dengan elektabilitas 3.34 persen.
Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki alias AM Bau Sawa Mappanyukki adalah seorang purnawirawan perwira tinggi TNI-AD.
Terakhir menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer XIV/Hasanuddin
Pangkat terakhir, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI.
Sementara itu Ketua Golkar Sulsel dan Mantan Wali Kota Parepare Taufan Pawe tak masuk dalam daftar 12 cagub Sulsel 2024 itu.
Direktur Eksekutif ARCHI Mukhradis Hadi Kusuma menyebutkan, survei dilakukan selama enam hari dari Jumat 1 Maret 2024 sampai Rabu 6 Maret 2024.
Responden berjumlah 400 orang dari 24 kabupaten/kota.
Metode pengambilan data by telesurvey.
Target populasi survei ini adalah warga Indonesia yang sudah memiliki hak pilih dan sudah menikah.
“Dalam metode survei, kita menggunakan metode stratified multistage random sampling. Margin of error 5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen,” kata Mukhradis Hadi Kusuma.
Metode stratified multistage random sampling adalah pengambilan sampel acak bertingkat bertingkat.
Dalam pengambilan dan penentuan sampel dibagi menjadi empat bagian.
Pertama, populasi pemilih nasional dikelompokkan menurut provinsi (stratifikasi).
Kedua, populasi pemilih provinsi dikelompokkan menurut kabupaten/kota.
“Dua kecamatan dipilih secara acak dengan jumlah proporsional. Lalu tiga desa dan kelurahan dipilih secara acak dengan jumlah proporsional disetiap kecamatan,” ujarnya.
Terakhir, setiap responden dipilih secara acak berdasarkan tempat pemungutan suara (TPS) di desa dan kelurahan yang terpilih.
TPS genap untuk responden laki-laki dan TPS ganjil untuk responden perempuan.
Identitas responden dalam survei Archi, tercatat jenis kelamin laki-laki 50.07 persen dan perempuan 49.93 persen.
Rentang usia dari 17-25 tahun sebanyak 17.73 persen.
Usia 25 sampai 39 tahun sebanyak 52.61 persen.
Usia 39 sampai 55 tahun 26.61 persen dan usia 50 ke atas 3.05 persen.
Identitas responden kategori pekerjaan, tidak dan belum bekerja 3.42 persen, ibu rumah tangga 22.97, pelajar dan mahasiswa 19.34.
Wiraswasta 30.44, pegawai kontrak/honor 10.44, karyawan swasta/BUMN 8.59, Pegawai Negeri Sipil (PNS) 4.44, dan TNI/Polri 0.27.
Sedangkan identitas responden terkait pendidikan terakhir, di antaranya tidak bersekolah/tidak tamat SD 0.62, SD (sederajat) 0.94.
Kategori lulusan SMP (sederajat) 5.14, SMA (Sederajat) 61.3, D/D2/D3 11.37, Si/D4 20.3, S2 0.59, dan S3 berada di angka O.03 persen.
Adapun identitas responden terkait agama melibatkan penganut Islam 88.31, Kristen Katolik 4.44, Kristen Protestan 4.68, Budha 0.24, Hindu 2.27, dan Khonghucu 0.05 persen.(*)